Membaca dan menyimak pemberitaan mengenai kepindahan Eka Ramdani dari tim Persib Bandung, yang membuat bobotoh kecewa sampai melampiaskan amarahnya dengan cara menyegel tempat usaha dan membakar atribut-atribut pemain yang akrab disapa Ebol itu, membuat penulis tergerak untuk mengomentari hal tersebut.
Walaupun penulis mengakui, bahwa beberapa tahun belakangan ini tidak lagi mengikuti secara rutin perkembangan yang terjadi dalam Kompetisi Liga Indonesia pada umumnya dan Persib Bandung pada khususnya, tetapi tetap saja, jiwa sebagai orang sunda membuat ada rasa tergelitik terhadap hal-hal yang terjadi di tim satu-satunya yang menjadi "duta urang sunda" di kancah Kompetisi Sepak Bola Nasional.
Kembali ke hal diatas, adalah hal yang manusiawi bilamana kekecewaan melanda para bobotoh terhadap kepindahan ini, Eka Ramdani (ER) adalah simbol dan kapten Persib dalam beberapa tahun belakangan ini, selain itu pula ada hal yang lebih penting yang penulis dalam diri pemain ini, yaitu ia adalah orang Sunda asli. Tidak ada maksud penulis untuk mengedepankan unsur kedaerahan disini, akan tetapi tentu adalah hal yang sangat membanggakan bila tim asal Jawa Barat dipimpin oleh orang Jawa Barat lagi.
Inilah yang sudah lama hilang dari tim ini, semenjak menjadi juara Liga Indonesia 1994, Persib berubah menjadi hanya kekuatan yang termasuk medioker saja, tidak lagi seperkasa ketika kompetisi masih bernama Perserikatan.Hal ini tentu sangat ironis, ketika jaman profesionalisme sepak bola, dimana fasilitas, gaji pemain dan segala hal materi yang didapat oleh pemain saat ini, ternyata berbanding terbalik dengan masa Persib masih menjadi Tim Amatir.
Okelah bila sebagian pengamat dan pecinta Persib berpendapat bahwa memang tim lain sudah banyak berubah, pertanyaannya, kenapa Persib pun tidak demikian?.Salah satu hal yang penulis rasakan saat dulu menonton Persib adalah rasa kedaerahan yang tinggi sekali, dan itu terjadi karena Persib diisi oleh sebagian besar orang Sunda, yang otomatis membuat semangat daya juang pemain juga tinggi karena dibalut oleh rasa memiliki yang tinggi terhadap tatar tanah pasundan.inilah mungkin salah satu faktor yang membuat Persib agak mundur prestasinya, karena dari segi kualitas pemain dan permainan tidak jauh beda
Oleh karena itulah, ketika ER pindah, ada rasa kekecewaan walaupun terbungkus pemakluman di diri penulis, keinginan untuk lebih maju lagi seperti yang diutarakan ER kepada publik pecinta Persib, membuat kita harus menghormati keputusan tersebut,kalalupun memang benar alasan ER yang mengatakan bahwa alasan uang bukan penyebab kepindahannya, kita pun harus mempercayainya, walaupun dalam dunia sepakbola bayaran (baca:Profesional), hal itu bukanlah tabu.
Akhirnya kita hanya berharap bahwa kepindahan ER, menjadi awal untuk tunas-tunas muda Persib mengisi posisi di tim inti ini, biarlah ER merajut mimpinya dengan tim lain,dan marilah kita mulai rajut mimpi kita sendiri sebagai orang Jawa Barat, mudah-mudahn Persib lebih baik lagi, walaupun harus berhadapan dengan segala permasalahannya..
ruzleeagoeztian.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar